Tips Menabung untuk Pendidikan Anak

Pendidikan anak termasuk dalam kebutuhan prioritas rumah tangga. Mengingat pinjaman dana pendidikan tidak mudah didapat dan beasiswa sulit diraih, orang tua benar-benar perlu memikirkan cara untuk memenuhi dana pendidikan anak mereka hingga lulus universitas.




1. Mulailah sedini mungkin
Bayangkan jika Anda perlu pergi ke suatu tempat berjarak 500 km dan harus mencapai tempat itu pukul 22.00. Jika Anda berangkat pukul 12.00, Anda dapat mengemudi dengan santai dan melaju dengan kecepatan 50 km/jam. Namun, jika Anda memutuskan berangkat pukul 17.00, Anda akan tergesa-gesa dan perlu melaju dengan kecepatan dua kali lipat, 100 km/jam. Meski begitu pun masih ada resiko terlambat sampai ke tempat tujuan.
Prinsip serupa berlaku untuk persiapan menabung dana pendidikan anak Anda. Segera lakukan sedini mungkin –tepat ketika anak Anda lahir– sehingga Anda memiliki lebih banyak waktu untuk menabung. Ini juga berpengaruh ke jumlah uang yang perlu disisihkan setiap bulan. Awalnya Anda mungkin belum mampu menyisihkan uang sesuai dengan jumlah kebutuhan pendidikan anak Anda. Jangan khawatir, tetaplah sisihkan uang itu. Seiring peningkatan kemampuan finansial, tingkatkan jumlah dana tersebut sehingga Anda bisa mengejar ketertinggalan.

2. Mekanisme tabungan otomatis
Sisihkan jumlah dana untuk pendidikan anak Anda secepat mungkin. Hilangkan uang tersebut dari jangkauan Anda. Selain itu, jangan bergantung kepada memori Anda untuk mentransfer dana itu setiap bulan.
Buat pengaturan pada rekening utama Anda sehingga dana pendidikan tersebut akan terpotong otomatis dari rekening tersebut dan Anda tak perlu terus-menerus mengingatnya.

3. Setiap anak memiliki rekening atau rencana pendidikan pribadi
Maita berumur 9 tahun, ia ingin belajar di Australia. Eko berusia 6 tahun dan kelak ingin kuliah di Indonesia.
Eko akan menempuh pendidikan di universitas dalam waktu 9 tahun, sementara Maita memiliki waktu 12 tahun. Mengingat Maita ingin belajar di luar negeri, biayanya tidak hanya lebih tinggi, tetapi mungkin juga memerlukan sejumlah komponen deposito dalam mata uang asing atau investasi.
Bayangkan hancurnya hati Anda saat harus memberitahu Maita, “Sayang sekali, uangnya baru tersedia tahun depan. Bisakah masa penerimaan mahasiswa barunya kamu tunda?” atau ketika harus bilang pada Eko, “Maaf, Ibu terpaksa menggunakan dana pendidikan bagianmu untuk Maita yang akan kuliah ke luar negeri. Jadi, kamu cukup kuliah di tingkat diploma dan bukan pendidikan sarjana.”
Pengaturan dana pendidikan pada akun yang terpisah untuk masing-masing anak akan menjamin:
1)     Ketepatan penghitungan waktu tentang kapan dana akan tersedia
2)     Pemilihan strategi menabung dan berinvestasi yang sesuai, berdasarkan kebutuhan tiap anak
3)     Anda mampu memonitor jumlah dana secara lebih mudah.
4. Lindungi seluruh tabungan Anda

Lala dan Sonny sudah berada di jalur yang benar dalam persiapan menabung untuk pendidikan anak mereka. Selama 5 tahun terakhir, mereka menabung sebesar Rp 2 juta setiap bulannya sebagai persiapan saat anak mereka masuk universitas 5 tahun mendatang. Tiba-tiba, sebuah kemalangan menimpa Sonny. 


Tak hanya sedih karena kehilangan seorang suami dan ayah bagi anaknya, kini Lala tak mampu lagi menabung untuk pendidikan anaknya. Pertanggungan asuransi jiwa Sonny hanya cukup guna memenuhi kebutuhan hidup keluarga sehari-hari, sementara pendapatan Lala dialokasikan untuk membayar cicilan rumah mereka.
Memiliki asuransi yang menanggung pendidikan anak akan memengaruhi apakah anak Anda tetap bersekolah sesuai rencana atau tidak.
Ada sedikitnya dua langkah untuk melindungi dana pendidikan anak Anda:
  • Jika Anda sendiri yang menabung dan atau berinvestasi –melalui deposito berjangka, saham, atau reksadana– ambil pilihan asuransi jiwa (life insurance) terpisah yang memiliki periode hingga anak Anda sampai ke jenjang universitas. Contohnya, jika anak Anda masuk kuliah 10 tahun lagi, pilih asuransi yang menanggung hidup Anda selama 10 tahun ke depan. Pilihan ini disebut asuransi jiwa berjangka (‘termlife insurance), karena ditujukan untuk periode atau jangka waktu tertentu, dengan anak Anda sebagai pihak tertanggung.
  • Pertimbangkan kebijakan yang memuat unsur tabungan dan investasi sekaligus. Dengan skema ini, jika penanggung biaya premi meninggal sebelum asuransi jatuh tempo, tabungan akan terus berlanjut –meski tidak ada premi yang dibayarkan – sehingga sang anak akan tetap menerima jumlah uang sesuai yang telah direncanakan untuk dana pendidikannya.
5. Berinvestasilah, jangan hanya menabung
Biaya pendidikan di Indonesia meningkat sebesar 15%-20% setiap tahunnya, oleh karena itu tabungan biasa atau deposito berjangka saja tidak akan mampu ‘mengejar’ biaya yang terus merangkak naik. Pertimbangkan investasi, terutama yang memiliki imbal hasil lebih tinggi, untuk dana pendidikan anak Anda. Yang perlu diingat, ketika Anda memilih campuran jenis investasi, pilih berdasarkan profil resiko dan jangka waktu target atau kebutuhan Anda.

Sumber
NewerStories OlderStories Beranda

0 komentar:

Posting Komentar