Sejak masih kanak-kanak, orang tua Anda selalu menanamkan pandangan
bahwa menabung pangkal kaya. ‘Semakin banyak Anda menabung, maka semakin
Anda kaya kelak dikemudian hari,’ begitu dalih mereka.
Maka
tak heran bila sejak usia dini Anda sudah diperkenalkan dengan berbagai
produk tabungan. Dahulu ada yang bernama Tabanas (Tabungan Pembangunan
Nasional), yang merupakan program tabungan umum yang diinisiasi
pemerintah dan Tappelpram (Tabanas Pemuda, Pelajar dan Pramuka), yaitu
tabanas khusus yang dilaksanakan secara kolektif melalui organisasi
pemuda, sekolah dan satuan pramuka.
Memasuki booming sektor
perbankan di akhir 80an, tabungan yang diinisiasi pemerintah meredup
dan berganti tabungan yang merupakan produk bank, baik bak milik
pemerintah maupun swasta. Tabungan saat itu hadir dengan berbagai
inovasi baru, termasuk fasilitas tarik tunai menggunakan kartu ATM.
Intinya,
dari dulu hingga kini menabung dipandang sebagai kegiatan yang lazim
dan harus dilaksanakan bila Anda ingin dikemudian hari hidup
berkecukupan bahkan kaya raya, gemah ripah loh jinawi.
Namun, perencana keuangan Aidil Akbar
justru melawan pendapat umum bahwa menabung pangkal kaya. Dengan tegas
ia menyebutkan bahwa menabung justru bikin miskin. Lho, bagaimana ini?
“ Mungkin banyak yang tidak setuju dengan pendapat saya. Tetapi itu sah-sah saja, kok,” ujar Aidil.
Menurut
Aidil, andai Anda punya uang Rp100 juta dan dimasukan ke tabungan yang
memiliki suku bunga, katakan saja 2%, maka hasil dari bunga dalam
setahunnya sekitar dua juta rupiah, atau sama dengan Rp167 ribu
(pembulatan keatas).
“Pertanyaan pertama adalah, kira-kira berapa
besar kenaikan biaya hidup Anda per tahun sekarang? Kalau mengikuti
angka dari pemerintah, antara 6,5%-8%. Pertanyaan selanjutnya, kira-kira
berapa kenaikan harga barang-barang? Kalau di hitung rata-rata sekitar
12%-15%,” papar Aidil. “Artinya kalau kalau suku bunga tabungan hanya 2%
per tahun, sementara kenaikan biaya hidup rata-rata 15% per tahun,
berarti uang kita minus 13% per tahun.”
Aidil menyebutkan bahwa
kalau cuma setahun mungkin belum begitu terasa berkurangnya, tetapi
bagaimana kalau dalam jangka waktu 10 tahun?
“Hasil perhitungan
saya menyebutkan bahwa penyusutan nilai uang Rp100 juta dalam 10 tahun
dengan kenaikan 13% - berasal dari perhitungan kenaikan biaya hidup
real 15% dikurangi 2% bunga tabungan - maka uang Anda akan menjadi
hanya sebesar Rp 29,5 juta saja dalam waktu 10 tahun,” tegas Aidil.
“Artinya, kalau uang Anda dibelikan sesuatu hari ini bisa mendapatkan
barang seharga Rp100 juta, kelak dalam 10 tahun lagi uang yang sama
hanya bisa dapat barang seharga Rp30 juta saja (nilai saat ini). Jadi
terbukti, kan, bahwa menabung justru bikin Anda miskin.”
Untuk
itu Aidil menyarankan agar Anda mau berinvestasi agar nggak menjadi
miskin. Tentu saja sebelum berinvestasi Anda harus mau belajar tentang
investasi itu sendiri, agar tidak kejeblos. Karena ternyata banyak
sekali komponen-komponen dalam berinvestasi yang harus Anda ketahui.
Ilmu
tersebut menurut Aidil, dapat Anda dapatkan misalnya lewat
workshop-workshop yang diselenggarakan para perencana keuangan. Anda
tinggal mencari workshop yang sesuai dengan minat Anda dalam
berinvestasi
Sumber
0 komentar:
Posting Komentar